MENGHARUKAN!! BEKERJA SEBAGAI PEMULUNG IBU INI RELE MENAHAN LAPAR ASAL ANAK-ANAK NYA BISA MAKAN.
Kasih Ibu kepada Beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai Sang Surya menyinari Dunia.
Pernahkah kita mendengar lagu Kasih Ibu ini...??
Selama 9 bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda.
Saat kita lahir, Ibu selalu menjaga dan merawat kita.
Tidak pernah terpikir sedikit pun untuk meninggalkan kita walau hanya sekejap.
Perjuangan seorang ibu kepada anaknya, tidak lekang oleh sang waktu. Ibu akan terus berjuang untuk merawat dan membesarkan anak-anaknya.
Kisah perjuangan seorang ibu dalam mengasuh dan membesarkan anak-anaknya, dapat kita lihat dari Maisari yang setiap hari bekerja sebagai pemulung barang bekas.
Menjadi pengumpul barang bekas atau pemulung, memang bukanlah hal yang mudah dilakukan, apalagi dalam pekerjaannya sebagai penopang ekonomi keluarga, Maisari terpaksa harus menyertakan tiga anaknya yang masih kecil.
Maisari yang beralamat di Jalan Semangka, Gang Cempedak 4, Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang tengah, Kota Singkawang ini ternyata harus berjuang mati-matian untuk membesarkan anak-anaknya. Tidak tanggung-tanggung, dalam sehari ia harus mengumpulkan barang bekas hingga larut malam.
Ia mempunyai tiga anak yang perlu untuk dipenuhi kebutuhan sehari-hari. Anak yang pertama bernama Zulfika, usia 12 tahun, duduk dibangku kelas 4 SD. Anak kedua bernama Febri, usia 7 tahun dan belum sekolah. Sedangkan anak nya yang ketiga bernama Dea, usia 4 tahun.
Berjuang sendiri menghidupi diri dan tiga orang anaknya. Hidup penuh kesederhanaan, namun tidak lantas membuatnya menyerah. Semangatnya untuk terus berusaha demi anak-anaknya tidak pernah surut.
"Saya tidak punya waktu untuk meratapi diri, apalagi membiarkan hidup saya terpuruk, anak-anak masih membutuh ibunya," kata Maisari menyampaikan sekelumit kisah hidupnya kepada Harian InHua.
Meski hidup dalam kesulitan, ia tidak menyerah begitu saja untuk menghidupi anak-anaknya. Dia bekerja siang dan malam demi menghidupi anak-anaknya sebagai pemulung.
Ia mengakui, pekerjaannya sebagai pengumpul barang bekas, tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama anak-anaknya.
Namun apa boleh buat, hidup harus diperjuangkan. Tidak boleh ada kata menyerah dalam melawan kerasnya kehidupan.
Maisari mengaku seringkali harus puasa, jika uangnya tidak cukup untuk makan. Lebih baik dia yang tidak makan asalkan anak-anaknya makan. Beruntunglah saat ini ketiga anaknya bisa menerima kondisi kekurangan ibunya, sehingga dapat sedikit meringankan beban hatinya.
Maisari adalah sosok ibu yang tangguh dalam keluarga, dalam keadaan apapun ia tidak pernah memperlihatkan kekurangannya terhadap kami anak-anaknya. Bahkan untuk meneteskan airmata didepan anak-anaknya sekalipun, tidak pernah ia lakukan, walaupun terkadang ia kesal akan tingkah laku anak-anaknya yang susah diatur.
Untuk menopang kehidupan dirinya, ia bekerja keras. Setiap hari ia rela berkeliling dengan sepeda cukup jauh, terkadang harus masuk dari satu kampung ke kampung lainnya. Keuntungan yang diperoleh dari jualan barang bekas itu, itu jelas tidak cukup, tapi itu sangat berarti buat menghidupi keluarganya.
Ini sebuah kisah inspiratif, tentang perjuangan hidup seorang Ibu pemulung. Walaupun hidup dalam kekurangan, tetapi dirinya tidak terpuruk dalam ketidak berdayaan. Ia menunjukkan harkat dan martabatnya sebagai seorang pekerja keras, jujur, dan tahan membanting tulang
Adakah sosok pemurah hati atau dermawan yang peduli akan kesulitan dan bersedia mengulurkan tangan untuk membantu Ibu Ini ? Tuhan Maha Besar. Memberi tidak akan menjadikan diri kita jatuh miskin.
Posting Komentar untuk "MENGHARUKAN!! BEKERJA SEBAGAI PEMULUNG IBU INI RELE MENAHAN LAPAR ASAL ANAK-ANAK NYA BISA MAKAN."